Sampai kapan yah media edukasi masyarakat Indonesia ‘digagahi’ dengan sajian-sajian kosong, pembodohan mental dan karakter, kehancuran spiritual dan kemunduran pola pikir bagi seluruh masyarakat dan juga segenap generasi muda kebanggaan bangsa Indonesia?. Tak henti-hentinya gempuran tayangan mainstream bermunculan ke permukaan layar kaca seakan berlomba menciptakan arus kas masuk, tanpa berfikir jangka panjang mengenai efek negatif yang diciptakan para penguasa jagat pertelevisian tersebut.
Ambil saja contoh nyata saat ini, kalau kita cek acara televisi pada saat tayangan prime time misalnya, mayoritas serentak menampilkan program yang menawarkan goyangan seronok, curahan hati seseorang yang sebenarnya membuka aib sendiri, ejekan yang mengandung SARA, adanya kekerasan terhadap seseorang, tayangan gosip yang dapat menimbulkan fitnah dan masih banyak lagi.
Sudah sepantasnya bagi pemerintah menanggapi kisruh tayangan pertelevisian Indonesia saat ini. Dengan bertindak tegas kepada siapapun pemilik media yang ‘nakal’, karena sudah menjadi tugas dan tanggung jawab besar mereka dalam mengatur stabilitas dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang telah diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945. Disinilah wewenang dari regulator terkait tengah diuji. Sanggupkah Menkominfo dan KPI bersatu untuk membinasakan sajian tidak mendidik bagi masyarakat tersebut?.
Jika hanya generasi muda bersama masyarakat bersatu dan berteriak menolak bahkan mengecam aksi pembodohan massal di layar kaca, tanpa adanya kekuatan dan dukungan dari pemangku kebijakan terkait, agak terseok langkah kita mendambakan tayangan yang bermutu sebagai asupan informasi dan sumber edukasi yang mendidik menjadi kenyataan.
Sebagai langkah praktis, kita bisa bersama melawan atau setidaknya menghentikan ‘kas masuk’ stasiun televisi tersebut dengan tindakan tegas dan nyata yaitu mulai untuk mematikan televisi. Selain menghindarkan kita dari program sampah juga alternatif menghemat pemakaian listrik di rumah bukan?. Atau kalau merasa jenuh, sortirlah stasiun TV yang memiliki visi dan misi mencerahkan juga mencerdaskan dengan tayangan bermanfaat. Selebihnya, mendengarkan informasi via radio, internet dan media cetak jauh lebih baik, ya kan?.
Semoga masih banyak generasi muda dan masyarakat kita dengan cerdas, dapat memilih yang terbaik bagi dirinya sendiri lewat tayangan TV.