4news-Berlin. Kepala Institut Analisa Politik dan Militer Rusia, Kolonel Anatoly Tsyganok mengatakan bahwa serangan Amerika Serikat, Inggris dan Perancis ke Libya sama dengan invasi mereka ke Irak. Ditambahkannya, serangan negara-negara Barat ke Libya bertujuan menjarah sumber-sumber energi negara itu.
Tsyganok, Senin (21/3) dalam wawancara dengan IRNA di Moskow, menuturkan, Amerika dan sekutunya di Barat akan berupaya maksimal untuk memanfaatkan kesempatan yang muncul di Libya demi mencapai ambisi-ambisi politik dan ekonominya. Ditambahkannya, Barat bermaksud mengontrol sumber-sumber energi Libya dan roda perekonomian negara itu seperti yang mereka lakukan di Irak.
"Rusia dan Cina serta mayoritas negara dunia menentang serangan udara Barat, yang bertujuan menggulingkan rezim Gaddafi," jelasnya. Menurut Tsyganok, rakyat Libya harus menentukan masa depan negaranya dan negara-negara lain juga tidak berhak mengintervensi urusan dalam negeri Libya.
"Tindakan-tindakan sepihak Amerika akan membongkar ambisi-ambisi busuk negara itu untuk mengontrol dan menguasai kawasan strategis Timur Tengah. Masyarakat dunia perlu melawan langkah-langkah seperti ini," tegasnya.
Pada bagian lain pernyataannya, Tsyganok berbicara tentang Republik Islam Iran dan memuji kebijakan negara ini di Timur Tengah. Dikatakannya, Iran berupaya menciptakan dan memperkokoh stabilitas dan keamanan Timur Tengah. Kebijakan Tehran merupakan faktor stabilitas kawasan.
Seraya menyinggung langkah-langkah Iran untuk menjamin keamanan kawasan dengan melibatkan negara-negara regional, Tsyganok menandaskan, "Penentangan Iran atas kehadiran pasukan Amerika di kawasan dan penegasan negara ini terhadap penarikan mereka khususnya dari Irak dan Afghanistan, merupakan faktor utama kebijakan konfrontatif Washington terhadap Tehran. Oleh karena itu, Amerika berupaya menekan Iran termasuk melalui sanksi."
sumber
Tsyganok, Senin (21/3) dalam wawancara dengan IRNA di Moskow, menuturkan, Amerika dan sekutunya di Barat akan berupaya maksimal untuk memanfaatkan kesempatan yang muncul di Libya demi mencapai ambisi-ambisi politik dan ekonominya. Ditambahkannya, Barat bermaksud mengontrol sumber-sumber energi Libya dan roda perekonomian negara itu seperti yang mereka lakukan di Irak.
"Rusia dan Cina serta mayoritas negara dunia menentang serangan udara Barat, yang bertujuan menggulingkan rezim Gaddafi," jelasnya. Menurut Tsyganok, rakyat Libya harus menentukan masa depan negaranya dan negara-negara lain juga tidak berhak mengintervensi urusan dalam negeri Libya.
"Tindakan-tindakan sepihak Amerika akan membongkar ambisi-ambisi busuk negara itu untuk mengontrol dan menguasai kawasan strategis Timur Tengah. Masyarakat dunia perlu melawan langkah-langkah seperti ini," tegasnya.
Pada bagian lain pernyataannya, Tsyganok berbicara tentang Republik Islam Iran dan memuji kebijakan negara ini di Timur Tengah. Dikatakannya, Iran berupaya menciptakan dan memperkokoh stabilitas dan keamanan Timur Tengah. Kebijakan Tehran merupakan faktor stabilitas kawasan.
Seraya menyinggung langkah-langkah Iran untuk menjamin keamanan kawasan dengan melibatkan negara-negara regional, Tsyganok menandaskan, "Penentangan Iran atas kehadiran pasukan Amerika di kawasan dan penegasan negara ini terhadap penarikan mereka khususnya dari Irak dan Afghanistan, merupakan faktor utama kebijakan konfrontatif Washington terhadap Tehran. Oleh karena itu, Amerika berupaya menekan Iran termasuk melalui sanksi."
sumber